TeropongKALTARA.com, MALINAU – Longsor di bawah jembatan jalur penghubung utama Malinau Kota – Malinau Utara, yang terjadi Rabu (4/10/2023) lalu, dikerjakan secara Swakelola oleh Satuan Kerja (Satker) OP Sumber Daya Air (SDA) Balai Wilayah Sungai BWS Kalimantan V.
Penanganan Longsor Saat ini sedang dikerjakan. Pasalnya, tampak di area longsor telah dikeruk dan dipasangi batu bronjong.
“Ini sudah dikerjakan. Penanganannya, longsoran dengan pemasangan bronjong. Ukuran bronjong 1x2x0,5 meter, terdiri dari beberapa tumpuk,” jelas Suryono, Kepala Seksi (Kasi) OP Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Tanjung Selor, yang dihubungi TeropongKALTARA.com, Rabu (11/10/2023).
Dikatakan, sejak dikeluarkannya surat status tanggap darurat Nomor 360/K.289/2023 selama 7 hari oleh Bupati Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Wempi W Mawa, berapa waktu lalu, setelah dilakukan koordinasi, maka Satker OP SDA BWS Kalimantan V langsung menangani longsor yang terjadi, hingga saat ini.
Menurut Suryono, dana tanggap darurat, sambungnya, selalu ada dipakai bila ada bencana dan yang mengeluarkan keadanan darurat adalah pemerintah kab/kota dimana ada kejadian bencana.
“Kawat bronjong bentuk persegi panjang dan diisi batu, tapi untuk menempatkan bronjong, kondisi tanah harus digali, diratakan dan diletakan geotextile non woven nowoven. Dikerjakan secara swakelola. Sifatnya lokasi yang longsor tidak menjadi parah, bronjong tumpuk 7 (Tujuh),” terang Suryono, ketika disinggung soal teknis penanganan longsor tersebut.
Berdasarkan informasi yang beredar terjadi abrasi/longsor siring bawah jembatan itu disebut-sebut, ketika Tiang Fender Jembatan atau Fender (pelindung) jembatan, dipenuhi sampah potongan kayu yang terbawa arus ketika banjir.
Sehingga pukulan arus beralih menghatam siring bawah jembatan mengakibatkan terjadinya abrasi/longsor.*
Wartawan : Selamat AL
Editor : Surya
Terkait
Eksplorasi konten lain dari Teropong Kaltara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.