AIR PDAM KERUH : Memprihatinkan! Tampak kualitas air PDAM Tirta Alam Kota Tarakan yang buruk/keruh. Sementara, tagihannya dirasa semakin mencekik pelanggannya. (foto: narsum)
TeropongKaltara.com, TARAKAN – Sebagian besar masyarakat/pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam (TA) Kota Tarakan mengeluhkan kualitas air yang didistribusikan PDAM ke rumah-rumah/hunian pelanggan semakin memburuk dan tidak bisa dimanfaatkan, baik untuk mencuci, apalagi untuk air minum. Sementara, tagihan kian mencekik.
Sebelumnya, polemik mengenai Perusahaan PDAM TA Tarakan kembali mencuat, setelah ramai dibahas terkait kerugian akumulatif hingga Rp202 miliar berdasarkan laporan tahun buku 2023, kini giliran kualitas air yang disorot masyarakat.
Sejumlah pelanggan mengeluhkan air yang dialirkan ke rumah-rumah tampak keruh, berbau dan dinilai tidak layak untuk dikonsumsi, termasuk untuk mandi.

Salah seorang warga Tarakan, Andika, yang juga dikenal sebagai aktivis hukum dan pemerhati isu-isu sosial, menyampaikan keresahannya kepada Redaksi TeropongKaltara.com melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp.
“Banyaknya keluhan warga yang beredar di media sosial dan grup-grup percakapan membuat saya terpanggil untuk angkat bicara. Ini bukan sekadar persoalan teknis, tapi menyangkut hak dasar masyarakat atas air bersih,” ujar Andika tegas.
Menurutnya, sebagai perusahaan daerah (plat merah), PDAM Tirta Alam memiliki tanggung jawab hukum dan moral untuk menyediakan air yang layak konsumsi. Pihaknya pun menyoroti kemungkinan adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
“Namanya Perusahaan Daerah Air Minum. Tapi kalau airnya berwarna, berbau dan tidak layak digunakan untuk mandi, apalagi diminum, maka masyarakat sebagai konsumen memiliki dasar kuat untuk mengajukan gugatan class action,” tandasnya tegas.
Andika juga mengkritisi sumber daya air di Tarakan yang dinilainya belum dikelola secara optimal.
Dia menyoroti ketergantungan pada curah hujan serta minimnya ketersediaan sumber air yang bisa diandalkan secara berkelanjutan.
Di sisi lain, tarif dan tagihan air dinilai terus membengkak tanpa dibarengi peningkatan kualitas layanan yang lebih baik. Sedangkan air yang dijual ke pelanggan jauh dari kata bersih, bening dan layak digunakan atau dikonsumsi.
“Tagihan makin hari makin mencekik. Ini ironis di tengah pelayanan yang justru sangat menurun,” keluhnya.*
Wartawan: Selamat.AL
Editor: Suryo
Eksplorasi konten lain dari Teropongkaltara.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.