TeropongKALTARA.com, MALINAU – Dampak bencana banjir yang terjadi disejumlah wilayah Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), tidak saja memporakporandakan hunian ratusan warga, juga menelan kerugian materiil, termasuk mengganggu sinyal Telkom, jaringan PLN dan saluran air bersih PDAM.
Gegara musibah alam itu, ketiga kebutuhan penting bagi masyarakat itu menjadi lumpuh total sehari se-malaman. PLN melakukan pemadaman, PDAM macet dan sinyal Telkom pun hilang sama sekali.
Bahkan, transaksi bisnis ikutan tidak bergerak. Aktivitas warga hanya menyelamatkan perabot rumah, bahan bangunan dan lainnya yang masih bisa dimanfaatkan.
Sebagian besar warga terdampak menjerit memohon kepada penguasa agar, khusunya Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau untuk gerak cepat memberikan bantuan berupa sembako dan kebutuhan lainnya.
Pasalnya, warga hanya dapat berdiam di tempat, seperti di rumah maupun di lokasi pengungsian diantaranya masjid, gereja terdekat maupun di area-area yang tidak tergenang air banjir bisa menyelamatkan mereka.
Salah satu contoh lokasi yang boleh dikatakan langganan, tertimpa bencana banjir, yakni di kawasan Rukun Tetangga (RT) XIII, XIV Desa Tanjung Lapang Kecamatan Malinau Barat. Di sini, sinyal Telkom, PLN, PDAM lumpuh total pasca banjir pada 22 September 2023.
Toko-toko yang biasa menjual bahan pangan seperti sembako, pasar dan lainnya untuk mencari nafkah juga “terdiam kaku” karena tidak bisa beraktifitas seperti biasa, karena lokasinya ikut tergenang air bah cukup tinggi.
Terkait dengan musibah banjir, Ketua RT XIV Berahim mengatakan, warganya belum mendapatkan bantuan dari siapapun. Sementara itu, warganya sangat membutuhkan sembako dan lainnya.
”Belum ada nih. Dari media tolong dibantulah update-kan kondisi banjir ini kepada pemda,” katanya seraya meminta bantuan TeropongKALTARA.com, agar kondisi warga di desanya kesulitan bahan pangan dan kebutuhan lainnya teratasi.
Hal senada juga disampaikan Kasmiah, salah seorang warganya yang meminta bantuan beberapa kebutuhan untuk keluarganya, selama kondisi pasca banjir masih belum aman di kawasannya.
foto: Berahim Ketua RT XIV Mengenakan Topi bersama warga.
”Ya tolonglah pemda turun berikan bantuan. Soalnya banjir ini usaha loundry Saya juga macet. Belum lagi habis banjir kita berhari-hari membersihkan lumpur yang mengendap dalam rumah dan menyusun perabot- perabot rumah,” keluh perempuan setengah baya itu.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kabar dari Berahim, Ketua RT XIV dan warga sekitar lainnya yang mendapatkan bantuan/perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau, baik dari Pemerintahan Desa Kecamatan maupun pihak-pihak lain.
Sementara itu, semua warga terdampak dalam berapa hari kedepan masih berjibaku dan disibukkan pekerjaan rumah dan sekitarnya, seperti bersih-bersih rumah/pekarangan dari lumpur banjir yang mengendap serta mengamankan, menyusun kembali perabotanan di rumah mereka.*
Wartawan : Selamat AL
Editor : Surya
Terkait
Eksplorasi konten lain dari Teropong Kaltara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.