Malinau, TeropongKaltara.com — Simbol tiga jari yang diduga sebagai tanda dukungan untuk salah satu pasangan calon (paslon) kepala daerah tertentu memicu polemik di publik.
Simbol ini ramai dibahas di media sosial, khususnya TikTok, setelah muncul dalam penutupan Perayaan HUT ke-25 Kabupaten Malinau, Sabtu (26/10/2024). Peristiwa ini dengan cepat menarik perhatian masyarakat dan menimbulkan kontroversi, mengingat momen tersebut berlangsung di tengah masa Pilkada.
Penggiat media sosial asal Kalimantan Utara, Edy Masran, menyatakan keheranannya atas pemberitaan yang terkesan membingkai simbol tiga jari itu sebagai bentuk dukungan politik yang mengaitkan nama PJ Bupati Malinau, Polymaart Sijabat.
“Framing pemberitaan ini jelas sengaja dibangun untuk menyudutkan PJ Bupati Malinau,” ungkap Edy Masran. Ia menegaskan bahwa insiden tersebut terjadi tanpa keterlibatan langsung dari PJ Bupati.
“Yang berpose dengan tiga jari jelas orangnya. Tugas Bawaslu-lah untuk mengonfirmasi atau mengklarifikasi dengan pihak terkait apakah ada pelanggaran atau tidak. PJ Bupati dan pejabat lain yang hadir tidak bertanggung jawab untuk mengawasi setiap gerak tangan pengunjung. Jadi, aneh jika ada yang mengatakan pemerintah kabupaten kecolongan. Haruskah dalam acara semeriah itu, PJ Bupati terus-menerus mengawasi setiap orang yang ber-selfie?” tambahnya.
Akibat pemberitaan tersebut, isu ini menjadi bola liar. Edy juga menjelaskan bahwa PJ Bupati telah memanggil Bawaslu untuk mendiskusikan persoalan ini, bukan semata-mata untuk klarifikasi terkait simbol tiga jari, melainkan sebagai bagian dari pembahasan dalam lingkup birokrasi pemerintahan.
Edy Masran berharap agar media dapat bersikap objektif dalam pemberitaan sehingga publik mendapat pemahaman yang benar tanpa framing yang menyimpang dari fakta.*
Wartawan: Selamat AL
Terkait
Eksplorasi konten lain dari Teropong Kaltara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.